Tantangan Jualan Barang Banyak Yang Membutuhkan

Tantangan Jualan Barang Banyak Yang Membutuhkan
Tantangan Jualan Barang Banyak Yang Membutuhkan
Nulislagi.com - Aktivitas harian menghasilkan catatan yang menurut saya mengandung pesan informasi yang bermanfaat, kali ini akan mengulasnya dalam sebuah postingan yang berjudul Tantangan Jualan Barang Banyak Yang Membutuhkan.

Fenomena wabah covid-19 ini masih menjadi perhatian dunia, efek dari covid-19 ini pun berdampak pada kecemasan yang kemudian solusi pencegahan penyebaran covid-19 salah satunya pemakaian masker.

Kebutuhan yang tinggi tidak diimbangi persediaan yang cukup membuat masker medis kini langka dipasaran, bahkan ada oknum yang dengan sengaja mengambil keuntungan.

Langkanya masker medis, upaya pencegahan penyebaran covid-19 tetap diupayakan, Pemerintah menghimbau dirumah saja, kemudian untuk menggunakan masker kain untuk masyarakat sedangkan masker medis hanya untuk tenaga medis.

Begitu diwajibkan tiap orang bermasker dan dihimbau masyarakat menggunakan masker kain, memperhatikan kelangkaan masker yang diartikan permintaan tinggi, dunia usaha pun mulai meliriknya yang tadinya konveksi baju omzet menurun bahkan kolep beralih menjadi jahit masker untuk mempertahankan karyawannya, salahkah jualan masker apakah seharusnya dibagi gratis, baca pada postingan sebelumya Salahkah Berjualan Masker Kain disaat Wabah Covid-19 yang Mencemaskan ?

Termasuk saya sendiri bekerja sama dengan salah satu konveksi untuk ikut memasarkan masker kain batik.

Dengan sedikit pengalaman yang saya miliki memasarkan produk secara online, ada beberapa catatan yang dapat saya bagikan kali ini.

Tantangan jualan Barang banyak yang membutuhkan

Dalam hal ini produk yang akan saya bahas adalah jualan masker kain, ternyata meski kelihatannya mudah, karena melihat kebutuhan masyarakat tinggi, kemudian masker kain dianjurkan pemerintah.

Tantangannya adalah jualan masker kain memang dibutuhkan banyak orang, tetapi yang jualan juga cukup banyak.

Bahkan saya coba iklankan di FB ads yang nrespon komentar diisi sesama penjual, "kirain yang komentar orang mau beli, setelah dicek ternyata nebeng lapak posting gambar masker dagangannya".

Kalau saya sendiri menyikapi komentar tersebut langsung saya hapus, melihat lagi ada yang komentar, sama isinya ikut buka lapak di iklan FB saya, akhirnya bisa sabar juga, tidak saya hapus biarkan, karena teringat sebuah pesan bahwa kita hanya bisa berusaha dan Hanya Allah yang berkehendak mengatur rezeki umat didunia ini, kalau yang tadi nebeng di iklan fb ads mendapatkan order, orang itu senang, semoga bermanfaat begitu saja selesai.

Banyaknya penjual menjadikan orang calon pembeli banyak pilihan sehiungga akan selektif memilih antara masker kain yang termurah, masker kain yang terbagus atau masker kain modif motif.

Dengan begitu saya berpikir jualan masker harus menonjolkan sesuatu, apa itu murahnya, kualitasnya atau motifnya, kemudian menawarkannya kekhalayak umum.

Sepertinya media sosial sudah begitu dibanjiri penawaran masker kain contohnya di facebook, salah satu media yang menurut saya bagus dijadikan sasaran adalah status whatsapp, yang berarti kita menjual kepada orang-orang yang sudah kenal kita, dari sini saya mendapatkan pembeli masker yang cukup lumayan, kemudian penjualan lain melalui promosi di marketplace facebook.

Singkat kata penjualan atau closing masker terjadi dari teman sendiri dan saudara, serta pembeli masih dalam satu wilayah pembeli langsung datang ke toko.

Karena tidak dipungkiri, kelangkaan masker medis yang terjadi sebelumnya memakan banyak korban, banyak orang tertipu membeli masker via online, saya ulas pada postingan sebelumnnya Pembelajaran dari Tertipu Beli Masker Via Online, maka dari itu saya perhatikan orang maunya beli ada barang ada uang atau secara konvensional datang lihat masker lalu beli.

Tantangan lain, bisa dibilang tantangan bisa dibilang tidak ini malah mulia, apa itu ? dari cerita pemilik konveksi, cerita dengan saya, ada orang yang mengambil hasil produksinya dan membuka lapak di area puskesmas, yang terjadi adalah di puskesmas sudah ada yang membagikan masker gratis, jadi jualannya jadi tidak laku.

Menghadapi Tantangan banyaknya penjual

Saat ini yang saya lakukan adalah lebih spesifik jualannya, masker motif dalam hal ini masker batik, kemudian harga yang kompetitif dan siap menerima order dalam jumlah banyak, itu yang saya tawarkan, dengan mengetahui lingkup produk saya bisa lebih fokus dalam menargetkan sasaran.

Banyak jenis masker kain dipasaran, seperti scuba, masker kain polos 1 lapis, 2 lapis, 3 lapis bahan katun, kaos, toyobo, kemudian masker kain motif.

Tiap orang memiliki selera yang berbeda-beda jadi berusaha saja dengan promosi, seperti yang saya temui ada yang suka polos, ada yang suka batik, ada suka bahan katun, ada yang suka bahan spandek.

Jadi yang awalnya saya menyediakan berbagai pilihan dari kain 3 lapis, 2 lapis dan 1 lapis, yang saya promosikan optimal adalah masker kain batik, promosi yang dilakukan selain cara gratisan, saya promosikan dibeberapa halaman facebook, termasuk di fanpage saya, yang mau cek ini link jualan masker yang saya promosikan di fb ads disini jual masker kain batik.

Kalau anda sendiri, jika menghadapi tantangan banyaknya penjual sejenis, bagaimana menyikapinya, berkenan share dikolom komentar dibawah postingan ini ya.

Kesimpulan

Terkadang alasan itu muncul ketika jualan tidak laku, alasannya jenis barangnya bukan kebutuhan, sekarang meski barang itu kebutuhan belum tentu bisa menjualnya dengan mudah, karena tingginya persaingan, banyaknya penjual sejenis, pemenangnya adalah mereka yang terus berusaha dengan keras dan cerdas serta terus berdoa dalam mempromosikan masker kainnya.

Karena saya sendiri, sempat pesimis juga, setelah saya evaluasi menjadi optimis dengan melakukan eksperimen cara-cara promosi, kemudian membuat materi promosi lebih bervariasi lagi.

Ada salah satu penjual yang menawarkan ke saya, menurunkan harga jualnya, ini bisa dianalisa dimungkinkan persaingan sudah tinggi, penjualan sulit, karena untuk perputaran modal, asal menjadi uang dijualah dengan harga yang murah.
Advertisement